Stevani E Yuswani

Stevani E Yuswani

Senin, 31 Oktober 2011

5.MANUSIA DAN KEINDAHAN

Manusia pada umumnya senang pada sesuatu yang indah ,baik terhadap keindahan alam mauoun terhadap keindahan seni.keindahan alam adalah “keharmonisan  yang menajubkan dari hukum-hukum alam” yang di bukakan untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Sedangkan keindahan seni adalah keindahan buatan atau hasil ciptaan manusia ,yaitu buatan seseorang (seniman) yang mempunyai bakat untuk menciptakan sesuatu yang indah ,sebuah karya seni.
Rata-rata manusia terhadap yang indah tentu mengambil sikap terpesona. Bahwasannya tidak semua orang memiliki kepekaan keindahan itu memang benar ,tetapi pada umumnya manusia mempunyai perasaan keindahan.
Keindahan yang di perbicarakan dalam tulisanini adalah keindahan seni ,sehingga tidak terlepas dari pembicaraan tentang seni atau karya seni (keindahan seni ,seni sebagai intuisi dan cita-cita seni). Keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para ahli filosof ,sejak jaman Plato sampai jaman modern sekarang ini. Teori tentang keindahan seni adalah seni (artistic) muncul ,karena mereka berpendapat bahwa seni adalah pengetahuan [ersepti perasaan yang khusus. Istilah “estetika” ,yang di kemukakan untuk pertama kali oleh Baumgarten, di pergunakan untuk membicarakan teori tentang keindahan seni (artistik). Kemudian pengertian estetika bekembang ,akhir-akhir ini diberi arti sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”
1.PENGERTIAN KEINDAHAN
Ada banyak batasan yang di berikan pada kita ,yang sampai sekarang belum ada kata sepakat tenytang definisi keindahan yang obyektif. Mengenai batasan keindahan pada umumnya dapat di golongkan pada 2 kelompok yaitu :
-Definisi –definisi yang bertumpu pada obyek (keindahan yang obyektif)
-Defini-definisi yang bertumou pada subyek (keindahan yang subyektif)

Atas dasar keduanya pokok penilaian itu ,keindahan dapat di tinjau dari makna yang obyektif dan juga dari segi yang subyektif.

Yang di sebut keindahan obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya ,yang diharuskan menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang disebut  keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang diharuskan menghayatinya. Dalam hal ini keindahan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri sang penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.
2. ESTETIKA (TEORI TENTANG KEINDAHAN DAN SENI)
Manusia memiliki sensibilitas esthetis, karena itu manusia tak dapat di lepaskan dari keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika ini ,kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril. Demikian cratnya kehidupan manusia dengan keindaha, maka banyak para ahli/ccndekiawan mengadakan studi khusus tentang keindahan.
Teori tentang keindahan dan seni dikembangkan dari pengertian “cs-tetika”. Aslinya estetika berarti “teori tentang ilmu pengindraan”,yang sesuai dengan pengertian etimologisnya. Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah “teori tentang keindahan dan seni”.
Filosof yang pertama memperlakukan estetika sebagai suatu bidang studi khusus ialah Baumgarten (1735). Baumgarten mengkhususkan penggunaan istilah “estetika” untuk teori tentang keindahan artistic, karena ia berperdapat seni sebagai pengetahuan perseptif  ,perasaan yang khusus. Tetapi filosoflain yaitu Kant tidak sependapat, sehingga ia tidak pernah menggunakan istilah estetika dalam memperbincangkan teori tentang keindahan dan seni.
3.PERASAAN KEINDAHAN (SENSIBILITAS ESTETIS)
Manusia dikatakan adalah makhluk berfikir atau homosapiens. Tetapi manusia itu bukan semata-semata makhluk yang berfikir, juga merasa dan mengindera. Melalui panca indra manusia dapat merasakan sesuat. Apalagi manusia merasakan akan sesuatu itu menyenangkan atau menggembirakandan sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian juga terjadi, kepuasan timbul setelah seseorang melihat atau merasakan sesuatu yang indah.
Sebenarnya perasaan keindahan manusia itu tetapi dari jaman ke jaman, antara manusia yang satu dengan manusia yang lain di lain tempat baik pada orang primitif, modern, desa kota, pria maupun wanita. Namun kualitasnya yang berbeda,disebabkan oleh lingkungan atau kebudayaan yang berbeda-beda itu. Watak perasaan keindahan (sensibilitas estetis) ini statis, tidak memperlihatkan perubahan-perubahan yang berarti (prinsipel). Namun demikian dalam bidang kemanusiaan (dalam diri manusia), juga ada unsur yang dinamis. Jadi dalam diri manusia terdapat dua unsur:
1.Unsur Statis
2.Unsur dinamis


Unsur dinamis adalah unsur-unsur yang disesuaikan dengan kesan-kesan yang diperoleh dari dunia luar. Kesan-kesan yang ditrima akan berubah. Karena kesan-kesan yang ditrima berbeda (berubah)  walaupun sensibilitasnya statis, maka ujud ekspresinya juga akan berubah atau dinamis.

4.KEINDAHAN SENI
Pengertian keindahan sering mengacaukan pengertian tentang seni karena sering keindahan itu disamakan begitu saja dengan seni, jadi bauran saja tanpa batas. Sebenarnya tidak semua yang indah itu berarti seni, sebab ada keindahan yang merupakan ekstra artistic (diluar karya seni).
Karya seni yang kosmis ,karya yang sublim, karya seni yang magis dan sebagainya patut mendapat perhatian yang sama. Sikap estetis, tepatnya sikap artistik, harus memperhatikan di samping yang indah juga karya seni yang bernilai. Dalam bidang seni tidak boleh hanya memperhatikan aspek lahiriahnya saja, tetapi harus juga memperhatikan yang memperhatikan di samping yang indah juga karya seni yang bernilai. Dalam bidang seni tidak boleh hanya memperhatikan aspek lahiriahnya saja ,tetapi juga memperhatikan yang berada di balik karya estetika yang banyak mempergunakan aspek ,perasaan (emotfi). Karya seni sebagai hasil aktivitasmanusia meliputi 3 kenyataan seni ,yaitu :
1.Kenyataan lahiriah (karya seni)
2.Aktivitas (tindakan yang memungkinkan lahirnya karya seni)
3.Perasaan yang bersangkutan dengar karya seni.
Ketiga kenyataan seni tersebut di atas ,satu dengan yang lainnya berhubungan erat satu dengan yang lainnya (hubungan yang immanent). Jadi karya seni bersangkutan oaut dengan aktivitas yang disadari oleh manusia. Hanya manusia yang melahirkan karya seni. Dalam menciptakan karya seni ,manusia berdasarkan kesadaran spiritual dan kesadaran jasmaniah. Sebelumnya seseorang seniman mencipta ,seniman itu telah memberikan arahan atau tujuan ,pada hasil karya yang akan diciptakan berdasarkan kesadaran spiritual yang dimilikinya, yang kemudian di wujudkan atas aktivitas atau kesadaran jasmaninya. 

Sumber :  Buku ILMU BUDAYA DASAR M.Habib Mustopo 
 NPM 16511898

Tidak ada komentar:

Posting Komentar