Stevani E Yuswani

Stevani E Yuswani

Selasa, 29 November 2011

7. Manusia dan Keadilan


Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia juga termasuk binatang, khususnya binatang menyusui. Namun karena manusia sadar akan kelebihannya daripada binatang dan supaya lebih terasa sifat manusiawinya, maka dalam ilmu pengetahuan, manusia dipisahkan dari binatang. Menurut kelasnya, manusia memang merupakan salah satudari mamalia ,tetapi menurut sukunya , manusia merupakan primat yang berarti pertama. Menurut subsukunya, manusia termasuk anthropoid (antrophos berarti manusia), kemudian menurut infrasukunya, manusia termasuk hominoid yang berada dalam satu kelompok bersama kera-kera besar .dalam keluarga, manusia termasuk hominidae, manusia sudah merupakan kelompok sendiri. Menurut jenisnya, manusia merupakan homo sapiens yang berarti makhluk cerdas dan bijaksana. Ditingkat hominidae dan lebih- lebih sebagai sapiens, manusia sudah mampu menciptakan kebudayaan.  Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
1.ASPEK- ASPEK MANUSIA
Secara mudah manusia dapat dikatakan bahwa manusia terdiri atas dua aspek: tubuh dan jiwa. Tubuh yang tidak disertai jiwa bukanlah tubuh manusia, tetapi mayat.sebaliknya jiwa tanpa tubuh dikayakan setan atau jin. Sehingga yang dapat disebut sebagai manusia haruslah mempunyai aspek tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh atau jasmani bersifat materi, dapat dilihat, diraba , dan dirasa sehingga wujudnya nyata atau konkret. Sedangkan jiwa bersifat abadi karena begitu jiwa meninggalkan tubuh, maka ia akan kembali ke asalnya, yaiutu Tuhan secara abadi dan tidak mengalami kehancuran.
Jiwa tidak tampak oleh mata karena sifatnya yang abstrak, telah lama diketahui oleh manusia. Penggambaran bentuk analogi jiwa yang sifatnya abstrak :
Tubuh dan jiwa dapat diperbandingkan dengan rumah dan penghuninya. Rumah yang dibuat oleh manusia, tetapi tidak digunakan memberikan kesan angker, emnakutkan, seperti takutnya menusia kepada jenazah yang sudah tidak berjiwa.sebaliknya manusia tanpa rumah juga menakutkan orang lain karena kemungkinan ia dapat berbuat jahat. Dapat pula kita bandingkan antara kapal dan nahkodanya. Ada kapal tanpa nahkoda maka itu tidak menentu arahnya, dapat terombang- ambing oleh gelombang laut. Sebaliknya nahkoda tanpa kapal, tidak berfungsi sebagai nahkoda yang harus mengemudikan kapal. Kapal seperti tubuh, sedangkan nahkoda sebagai jiwa yang mengendalikan jiwa.
 Melihat peran dan fungsinya dari kedua aspek yang saling berkaitan tersebut, tidaklah mudah menetukan aspek yang lebih penting : tubuh atau jiwa ? tidak adanya kesatuan bahasa dan pandangan, timbullah tiga aliran berikut ;
1.Aliran materialism
2.Aliran spiritualisme
3.Aliran dualism
Pengertian Keadilan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang, sehingga keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang.
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita mengakui hak hidup kita, maka sebaliknya kita wajib mempertahankan hak hidup denganbekerja keras tanpa merugikan orang lai. Halm ini disebabkan olerh karena orang lain pun mempunyai hak hidup seperti kita. Jika kita pun mengakui hak hidup orang lain, kita wajib memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mempertahankan hak hidupmereka sendiri.jadi, keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbanganatau keharmonisan antara menuntut hak, dan menjalankan kewajiban.
Dalam bukunya M. Munandar sulaiman, menyatakan pengertian keadilan menurut beberapa teori antara lain :
· Menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartiaka sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
· Menurut Plato merupakan proyeksi pada diri manusia sehingga orang yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalika diri dan perasaanya dikendalikan oleh akal
· Menurut Socrates merupakn proyeksi pada pemerintah karena pemerintah adalah pimpinan pokok yang menetukan dinamika masyarakat
Pada umumnya keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan kata lain adalah keaadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan kita bersama.
Dalam perjalanan hidup manusia mempunyai romantika yang berbeda-beda, waktu dan ruang serta latar belakang pengalaman turut menentukan manis pahitnya arti hidup . kiranya manusia telah dilekati kodrat akan hal tersebut ,demikianlah kata orang “Hidup bagaikan roda pedati kadang-kadang siang setelah pagi”. Namun demikian kejanggalan hidup yung di alami, seyogyangnya mendapat perhatian seluruh manusia tanpa kecuali.dengan tidak membedakan ras, suku bangsa, Negara, dan agama serta perbedaan-perbedaan lainnya, sebab betapa penting makna hidup tersebut. 

               Buku ILMU BUDAYA DASAR Drs.Supartono W.,M.M
               Buku ILMU BUDAYA DASAR M.Habib Mustopo 

NPM :16511898

Tidak ada komentar:

Posting Komentar